
FU yang dimaksud
Maniakmotor – Kembali ke FU yang menggunakan piston LHK. Dome
atau puncak piston ini dibikin 1,5 mm, hasilnya adalah kompresi 13:1.
Dengan perbandingan kompresi seperti itu diyakini torsinya adem
di garis start hingga finish. Pokoknya kompresi adalah modal
cabut-cabut motor. Mau dibikin cabut keras, sedang dan lembut sebagian
besar boleh disetel dari kompresi.

Bocil
Menurut
Antok si pawang motor tersebut, kompresi segitu pas dengan cara bawa
Bocil. Si Bocil ini minta agar tenaga bawahnya jangan terlalu galak.
Sehingga enak menaklukkan sensor satu titik yang rutin dipakai di seri
GM ini. Cocok juga dengan kem durasi 275o pada in dan out yang mengatur buka-tutup dobel klep diameter 24 mm masuk dan buang 22 mm.
Kompresi
segitu butuh bobot yang lebih berat dari biasanya. Pemberat rotor alias
magnet yang dibikin model kering itu dibikin 650 gram. Sedang bobot
balancer kopling standart menyesuaikan berat badan Bocil yang hanya 40
kilo gram.
Tak mudah buat Bocil keluar sebagai pemenang dengan 7,420
detik tadi. Ia dapat perlawanan dari F. Tumi (P2R Kaisar Zer) dan joki
tuan rumah Adi Plenthis (Pemuda Pancasila Trenggalek). Belum lagi ada
Chaca CC (DKMS BJG Fashiko) yang berhasil mencetak 7,479 detik dan
Dharma Phuki (SJRT Uye-Uye) yang berlari 7,517 detik.
Fua
nama disebut belakangan masih asing. Tapi ke depan bisa jadi ancaman
buat para seniornya. Tuh buktinya mereka mampu merebut podium 2 dan 3,
menggeser posisi Plenthis (7,519 detik) dan F.Tumi (7,546 detik). Dengan
kata lain Plenthis dan Tumi harus puas ke 4 dan 5.
0 komentar:
Posting Komentar