
Cebonk saat di final
aceh racing – Dihela oleh perbandingan kompresi 14,5:1 Jupiter Z ini seperti
mencakar aspal akselerasinya. Putaran mesinnya teratur naiknya karena
memainkan mapping CDI Rextor Pro Drag 2 yang fiturnya lebih banyak. Pakai CDI itu irama mesin tak putus-putus walau pindah gigi karena ada fitur quickshifter. Ternyata juga disuplai karbu PWK 28 yang di Bantul minta diisi main-jet 115 dan pilot-jet 65.

Tuh di depan si Cebok saat penyisihan
“Di
penyisahan saya sengaja cari aman dan hanya ke-6. Final semua kemampuan
motor saya geber sesuai kebolehan saya juga,” kata Cebonk yang dari
Nganjuk, Jatim itu.
Cebonk
sebenarnya di penyisihan sudah dikagetkan Jupiter Z dari Eko Chodox
dengan 8,114 detik. Tapi di di final Chodox mengaku kurang konsentrasi
dan mentalnya terpukul-pukul dari kelas Bebek 200. Di Bebek 200, Chodox
kena jump start membuatnya sangay hati-hati di final 130. Begitu
ceritanya. "Bahkan roda sempat spin di final. Untung masih bisa kedua
dan itu patut disyukuri," jawab Chodox.
Kembali
ke Cebonk yang usut punya usut menggunakan motor korekan Bima Aditya.
Sayang Bima jarang muncul di drag bike walau karya-karyanya banyak
bersiliweran, termasuk di Bantul ini. Jadi saat ditanya-tanya lebih
dalam ilmu koreknya, para mekanik di lapangan hanya angkat bahu. "Yang
pasti silindernya diisi piston 55.25 mm," kata Boy, tangan kanan si
Bima.
Dan
selebihnya seperti ulasan di atas. Bahan bakar besol diubah jadi energi
alias tenaga pada Jupiter Z ini. Tenaganya pun kepegang oleh Cebonk
dengan pas dari start sampai finish. Sampai finish pun, Cebonk langsung
peninju ke udara tanda dia berhasil menjalankan tugasnya sebagai joki
kebut lurus, nggak pakai belok, kecuali saat kembali ke padddock.
0 komentar:
Posting Komentar