
Chodox melompat
aceh racing – Benar juga dikatakan Eko Chodox. Bahwa sensor satu titik lama-lama
juga bisa ditaklukan. Katanya tinggal tergantung kebiasaan. “Bila sensor
satu titik setiap event dipakai, pembalap drag Indonesia akan terbiasa
juga. Paling lama melatihnya sampai empat event,” jelas Chodox saat di
seri Pertamina Enduro Drag Bike (PEDB) di Gunung Kidul lalu.
Di
PEDB seri 4 di Senayan, Jakarta saat penyisihan kelas-kelas yang
diikutinya, Chodox membuktikannya. Ia sudah luwes dan rileks di garis
start. Momentumnya menaikan putaran mesin sembari melepas kopling dan
mata fokus ke lampu start enteng ia lakukan. Jangan heranlah di Bebek
130 cc TU dengan Jupiter Z-nya dia seperti mendapati teknik lamanya yang
sering digunakan ketika pada sensor biasa.
Lihat
saja foto di atas saat diambil dari penyisihan di kelas tersebut,
locat, cui. Itu motor walau roda depannya sempat terangkat, namun tidak
kehilangan waktu. Chodox bisa mencetak 8.335 detik. Ya kencang untuk
ukuran sensor yang sensitif. Ingat di awal-awal sensor satu titik,
Chodox banyak melakukan jump start.
Di
kelas ini Chodox membela yang benar, eh tim SPK Speed Indonesia. Dia
berhasil melumpuhkan para andalan lain macam Arif Tijil, Alvan Chebonk
dan sebagainya yang jagoan di stu. "Ini kan masih penyisihan. Belum ada
apa-apa, piala juga belum diterima, hehe," kata Chodox dengan ramahnya.
Sayang
soal spesifikasi korekannya belum sempat diwawancara dalam. Lagian juga
masih penyisihan. Tunggu saja saat dia juara. Tampak luar sih memakai
roda dan ban, hehehe, becanda bro. Ada juga Rextor Pro Drag yang diikat
pada underbone.
0 komentar:
Posting Komentar